Dungu.

Tags: Intrusive thoughts. Anger. Ditulis dalam bahasa Indonesia, sudut pandang orang ketiga.

Terinspirasi dari lagu Get Free — Lana Del Rey (please listen, it's a real gem).


Jemari menjadi dalang dentum berirama. Tempo laju nun pelan, menjaga senyap yang masih mengudara bersama purnama dan kelamnya hitam.

Tak terbaca. Entah sebab langit sedang berleha-leha, atau memang ia tuna aksara.

Dulu ia senang dengan buku di hadapannya itu. Buku yang dijaganya penuh kehati-hatian, berharga setara deru napas yang berganti sepersekian detiknya.

Tinta warna-warni, gambar sana-sini, dulu dikagumi hingga timbul wara-wiri. Hembusan angin terasa setiap lembar terbuka.

Angin yang memanggil hujan, begitu tenang hingga sang kapal goyah. Semakin kencang. Semakin lantang.

Semakin ia tak peduli. Semakin ia dirundung benci.

Kini ia mengerti.

Bukan langit yang salah, pun bukan netranya yang ingkar rasa.

Ia dungu saja.

Dirogoh benda remeh dari kantong. Korek api seribuan yang ia beli di warung walau ia tak yakin apa gunanya, kini sudah mendapat makna.

Satu. Dua. Sepuluh. Sekotak ia lemparkan, mengubah lara menjadi bara.

Bersama cahaya yang ia buat, angin, hujan, kapal dan buku itu menghilang.

Hanya tawa yang tersisa.

“Penulis memuakkan.”